BEAL’S LIST ( predatory journal ) , KITA TERIMA ATAU KRITISI? ( Bagian 2 )


BEAL’S LIST ( predatory journal ) , KITA TERIMA ATAU KRITISI? ( Bagian 2 )

Ada beberapa hal yang menjadi kritik sekaligus sumbangan saran terutama di bagian point terakhir yaitu dijadikan nya Beal’s list sebagai acuan DIKTI untuk menilai jurnal-jurnal penelitian bagi para dosen layak atau tidak dijadikan acuan kenaikan pangkat.

  1. Validasi penilaian dan indikator sebuah journal termasuk predatory atau bukan

Seperti kita ketahui dalam laman blog pribadi Jeffrey Beals www.scholaryoa.com , setiap bulannya Beal’s akan mengupdate daftar jurnal yang dia kategorikan sebagai Potential, possible, or probable predatory scholarly open-access publishers di laman pribadi tersebut. Bagi akademisi di luar negeri begitu banyak yang sudah mempertanyakan validasi dan sistematika Jeffrey Beals dalam menentukan sebuah jurnal tersebut masuk kategori Potential, possible, or probable predatory scholarly open-access publishers karena dari daftar yang selalu bertambah dari waktu ke waktu, indikator yang paling terlihat hanyalah karena jurnal-jurnal tersebut tergolong pada Open Access Journal.

Seperti yang kita ketahui, Open Access Journal adalah journal-journal yang menggratiskan seluruh artikel nya untuk di akses oleh siapapun dan dimanapun, maka mungkin Jeffrey Beals menganggap bahwa journal yang menggratiskan artikel nya di aksesoleh siapapun adalah journal murahan. Padaha, di zaman digital seperti sekarang ini, kemudahan akses informasi adalah suatu keniscayaan. Orang-orang bebas mengakses informasi yang berguna bagi mereka termasuk hasil penelitian. Malah semakin hasil penelitian dari seorang peneliti itu mudah di akses maka semakin mudah sebuah ilmu dan pembaharuan di kenal dan di adaptasi oleh orang lain.

Kembali pada persoalan validasi dan indikator yang dipakai oleh Beals, ada beberapa kritik serupa yang dikemukakan oleh seorang Professor dari FISIP UI beberapa waktu lalu yang dimuat di Koran Kompas Rabu 24 April 2013 tentang Heboh Jurnal Predator tulis oleh Prof. Sudarsono Hardjosoekarto yang kutipan nya sebagai berikut: “Karena itu, patut disayangkan bila kemudian laman pribadi Jeffrey Beall yang kualitas ilmiahnya dipertanyakan itu digunakan otoritas resmi Ditjen dikti untuk menentukan kriteria baik tidaknya suatu jurnal dan publikasi. Beall sendiri menyatakan disclaimer dalam lamannya itu, OPINInya itu hanyalah pendapat pribadi, tidak mencerminkan pustakawan Universitas Colorado. Akan lebih bijak jika Ditjen Dikti sebagai otoritas tertinggi dalam penetapan kriteria jurnal dan publikasi yang berkualitas menggunakan prinsip, tata kerja, dan prosedur sendiri yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan”(sumber: KOMPAS, 23 April 2013)

Selain dari itu, telah ditemukan berbagai macam bukti bahwa daftar journal Potential, possible, or probable predatory scholarly open-access publishersyang dikeluarkan oleh Beal’s ternyata bisa di beli dengan harga $5000 saja maka keesokan harinya jurnal tersebut sudah tidak ada lagi di Beal’s list. Berikut link informasinya: https://sfoap.wordpress.com/2016/03/21/open-access-publishing-usd-5000-is-enough-to-remove-your-publishers-name-from-bealls-list/

Hal ini menjadi pertanyaan besar dalam benak kita, apakah Beal’s list ini hanya sekedar komoditas bisnis hegemoni ilmu pengetahuan belaka dari Dunia Barat?

 

( To be continued….)

 

 


Leave a Reply